Peserta didik dihadapkan pada pembelajaran komprehensif mengenai pentingnya keanekaragaman hayati, praktik berkelanjutan, dan konsekuensi dari degradasi lingkungan melalui mata pelajaran biologi hingga geografi. Hal tersebut memastikan literasi lingkungan peserta didik tidak terbatas pada satu mata pelajaran saja, namun menjadi bagian integral dari pendidikan siswa itu sendiri secara keseluruhan.
Menerapkan program ‘Sekolah Hijau’ juga harus menjadi komitmen sekolah terkait praktik ramah lingkungan. Sekolah perlu menerapkan langkah-langkah berkelanjutan seperti pengumpulan air hujan, daur ulang sampah, dan inisiatif penanaman pohon. Program-program ini tidak hanya mengurangi jejak karbon institusi pendidikan, tetapi juga menjadi contoh praktis bagi siswa dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
Selain itu, kegiatan-kegiatan diskusi seperti lokakarya, seminar, dan program sejenisnya yang dilakukan juga perlu dibuat untuk memberikan siswa pengalaman langsung serta memaparkan kepada mereka terkait isu-isu lingkungan hidup di dunia nyata.
Sekolah juga perlu melibatkan masyarakat lokal dalam inisiatif lingkungan. Kampanye penanaman pohon, gerakan pembersihan, dan program kesadaran yang tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga orang tua dan anggota masyarakat lainnya. Pendekatan holistik ini dapat memastikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan meresap melampaui ruang kelas, sehingga menciptakan dampak yang lebih luas pada masyarakat.