Jakarta — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Robbert Dijkgraaf berniat untuk menghapus istilah ‘pendidikan tinggi’ dalam penggunaan bahasa sehari-hari untuk meningkatkan kesetaraan program kejuruan dan profesional di lingkungan universitas.
“Mari kita pastikan pendidikan tidak memperlebar perbedaan di kalangan masyarakat. Apa pun yang bisa kita lakukan untuk mengurangi perbedaan ini akan menjadi hal yang baik”, ungkapnya.
Hari Selasa tanggal 4 April 2024 kemarin, Dijkgraaf dalam tulisannya kepada DPR belanda menjelaskan niatnya tersebut.
“Alih-alih menjadi mesin sosial yang mengangkat kelompok besar dalam masyarakat, pendidikan dalam hal ini justru mengancam sebagai instrumen yang melanggengkan serta memperluas perbedaan”, ungkap Dijkgraaf dalam tulisnya.
Langkah strategis
Ia telah menetapkan beberapa tujuan kepada rekan-rekan politisinya untuk mengimbangi hal tersebut. Membiarkan MBO (Pendidikan Kejuruan Menengah), HBO (Pendidikan Profesi Tinggi) dan WO (Pendidikan Universitas) membentuk bentuk jenis-jenis pendidikan yang bersebelahan, tanpa perbedaan ‘jenjang’.
Menurutnya, merupakan ide bagus bagi universitas ilmu terapan untuk mulai menawarkan lebih banyak program Magister dan mengembangkan program PhD mereka sendiri. Dia juga bertanya-tanya, mengapa hal seperti ini tidak mungkin terjadi di MBO?.
Menteri Pendidikan Belanda ini berniat untuk memulainya dengan mengubah istilah yang sering digunakan oleh masyarakat kebanyakan. “Misalnya, kita bisa menyebut HBO dan WO daripada ‘pendidikan tinggi’, begitu pula dengan lulusan HBO/WO dan juga lulusan MBO daripada berpendidikan tinggi dan rendah jika memungkinkan. Bergerak ke atas dan ke bawah dapat digantikan dengan ‘transisi’ yang netral.”, jelasnya.
Timbulnya kekhawatiran
Dijkgraaf mengkhawatirkan perbedaan di kalangan masyarakat Belanda yang semakin besar, seperti yang ia lihat di seluruh dunia. Bagaimanapun, tidak semua orang memiliki keinginan untuk belajar di universitas. Itu sebabnya ia berusaha menciptakan kesetaraan, agar peserta didik di semua tingkatan dapat menerima dukungan serta memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan pembelajaran mereka.
Terdapat kekhawatiran lain di kalangan masyarakat Belanda mengenai adanya kemungkinan apabila politisi di sana mengabaikan isu tersebut. Dalam hal ini, mereka menegaskan bahwa dengan tidak memperluas perbedaan di lingkup pendidikan, maka dukungan terhadap pendidikan itu sendiri tidak akan terkikis.