Peneliti dari Universitas Cologne berhasil mengembangkan metode pelatihan yang meningkatkan pengenalan kata-kata yang diketahui dan tidak diketahui siswa, sehingga meningkatkan efisiensi membaca. Studi mereka menggunakan model berdasarkan perilaku otak yang berfungsi seperti filter, membedakan kata-kata yang dikenal dari kombinasi huruf yang tidak dikenal.
Model ini digunakan untuk melatih peserta selama tiga hari, sehingga secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca mereka. Pelatihan ini tidak hanya membantu mempelajari bahasa baru dengan menyederhanakan proses membaca, tetapi juga berpotensi mengatasi gangguan membaca seperti disleksia.
Pelatihan ini didasarkan pada Model Kategorisasi Leksikal, yang membantu pembaca menyaring dan mengenali kata secara efisien, sehingga mempercepat proses membaca. Peserta dapat menunjukkan peningkatan yang nyata dalam efisiensi membaca hanya setelah tiga hari pelatihan, yang melibatkan tugas-tugas yang membantu membedakan kata dari non-kata.
Sebuah tim peneliti ini telah menemukan dalam studi pelatihan bahwa perbedaan antara kata-kata yang diketahui dan tidak diketahui dapat dilatih dan menghasilkan pembacaan yang lebih efisien.
Mengenali kata-kata diperlukan untuk memahami makna suatu teks. Saat kita membaca, kita menggerakkan mata kita dengan sangat efisien dan cepat dari kata ke kata. Alur membaca ini terhenti ketika kita menemukan kata yang tidak kita ketahui, situasi yang biasa terjadi saat mempelajari bahasa baru.
Kata-kata dalam bahasa baru ini mungkin belum dapat dipahami secara keseluruhan, dan kekhasan ejaan bahasa tersebut masih perlu diinternalisasi.
Model yang dikembangkan ini mengasumsikan bahwa wilayah otak tertentu berfungsi seperti filter dan memisahkan kata-kata yang sudah diketahui dari kombinasi huruf yang tidak relevan atau belum diketahui. Hanya kata-kata yang diketahui yang diperbolehkan ‘lulus’ untuk memulai pemrosesan linguistik.
Prosedur pelatihan yang menjadi inti penelitian ini dimotivasi oleh asumsi ‘Model Kategorisasi Leksikal’. Studi perilaku menunjukkan bahwa keterampilan membaca meningkat ketika peserta dilatih dalam proses penyaringan yang penting untuk membaca efisien.
Prosedur pelatihan mencakup tugas-tugas sederhana, di mana pembaca harus membedakan kata-kata dari non-kata. Setelah tiga hari pelatihan, kinerja membaca meningkat secara substansial dalam tiga penelitian terpisah.
Tim peneliti juga menggunakan prosedur diagnostik berbasis pembelajaran mesin yang dapat meningkatkan efisiensi pelatihan karena dapat mendeteksi peserta yang kemungkinan tidak akan mendapat manfaat dari pelatihan lebih lanjut.
Hal ini memungkinkan keputusan dibuat secara individual untuk setiap pelajar, apakah pelatihan kategorisasi leksikal layak untuk dilakukan atau apakah pelatihan alternatif sebaiknya dilakukan.