Dalam era yang terus berubah dan semakin kompleks, pendidikan dihadapkan pada tantangan yang besar untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti. Sebagai respons terhadap kompleksitas ini, program Merdeka Belajar diperkenalkan oleh Kemendikbudristek. Program ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dan kemandirian kepada peserta didik dalam memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka. Salah satu aspek yang diperkenalkan dalam Kurikulum Merdeka Belajar adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik dengan berbagai tingkat kemampuan, minat, dan kebutuhan yang beragam, meningkatkan pengalaman belajar siswa menjadi lebih menyenangkan.
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang beragam, dan pembelajaran harus bermakna bagi setiap siswa. Namun, saat ini, pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan siswa masih kurang dilakukan. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan terobosan penting dalam dunia pendidikan Indonesia yang bertujuan memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan jalur pendidikan mereka sendiri, salah satunya adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan instruksional di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa.
Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi adalah menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa serta mengurangi kesenjangan belajar antara siswa yang berprestasi dan yang tidak. Konsep ini mencakup diferensiasi konten, proses, dan produk, dengan fokus pada perbedaan materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan variasi tugas sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi tercermin dalam peningkatan keterampilan siswa serta lingkungan belajar yang kondusif.
Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi meliputi fleksibilitas dalam pengajaran dan penilaian, pengelompokan siswa berdasarkan kebutuhan, penggunaan penilaian formatif, tantangan yang sesuai dengan kemampuan siswa, dan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi maksimal mereka.
Guru memiliki kemampuan untuk membedakan pembelajaran dalam empat aspek yang penting. Pertama, dalam hal konten, siswa memiliki tingkat pengetahuan yang beragam terhadap materi pelajaran. Ini mengharuskan guru untuk memperhitungkan berbagai tingkat pengetahuan serta gaya belajar siswa, seperti visual, auditori, dan kinestetik, untuk mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai. Kedua, proses pembelajaran berkaitan dengan cara guru memberikan instruksi kepada siswa.
Penilaian berkelanjutan membantu guru memahami kemajuan siswa dan menyesuaikan proses pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan tingkat pengetahuan mereka. Ketiga, produk pembelajaran mencakup metode penilaian yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka secara individual, dengan pendekatan yang diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa secara unik. Terakhir, lingkungan belajar, termasuk desain ruang kelas dan faktor lingkungan lainnya, dapat memengaruhi hasil pembelajaran. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang berbeda-beda dan mendukung siswa dalam mencapai potensi belajar mereka secara efektif. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memastikan pertumbuhan seragam bagi semua siswa, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, dan mempersonalisasi pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan setiap siswa.
Sumber :
Ayu Sri Wahyuni. (2022). Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Mipa, 12(2), 118–126.
Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846–2853.
Saputra, M. A., & Marlina, M. (2020). Efektivitas Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak Berkesulitan Belajar. Pakar Pendidikan, 18.