Teaching Factory (TEFA) adalah model pembelajaran inovatif yang dirancang khusus untuk pendidikan vokasi dengan standar industri dan bisnis. Tujuan utama dari TEFA adalah mempersiapkan lulusan sekolah vokasi agar siap bekerja dan berwirausaha, dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Negeri Padang pada tahun 2023, ditemukan bahwa lulusan vokasi dari sekolah kejuruan tidak terserap secara maksimal di dunia kerja.
Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah lulusan dan kesempatan kerja yang tersedia. Oleh karena itu, pendidikan vokasi perlu mempersiapkan lulusannya dengan keterampilan yang memadai agar dapat bersaing di pasar kerja.
Teaching Factory menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan kebutuhan industri.
Definisi Teaching Factory (TEFA)

Menurut laman TEFA Universitas Negeri Padang, Teaching Factory (TEFA) adalah metode pembelajaran yang dirancang berdasarkan standar dan prosedur industri.
Model pembelajaran ini menekankan kolaborasi aktif, sehingga mahasiswa lebih terampil dalam menghasilkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
TEFA merupakan kombinasi dari dua metode pembelajaran, yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT).
CBT fokus pada pengembangan kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didik, sedangkan PBT adalah proses pembelajaran keterampilan yang dilakukan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang berlaku di dunia industri.
Tujuan & Manfaat TEFA

TEFA bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara pengetahuan yang diajarkan di pendidikan vokasi dan kebutuhan dunia industri. Dalam penerapannya, TEFA berfokus pada pembelajaran praktis dalam konteks produksi dan bisnis, sesuai dengan tuntutan industri masa kini dan masa depan.
Beberapa manfaat utama dari penerapan TEFA di pendidikan vokasi adalah:
1. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran:
Penerapan TEFA memastikan bahwa proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan standar produksi industri. Hal ini meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan kepada siswa.
2. Mengembangkan Soft dan Hard Skill:
Melalui TEFA, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh industri. Ini membantu meningkatkan kompetensi mereka dan membuat mereka lebih siap untuk memasuki dunia kerja setelah lulus.
3. Pengalaman Praktis:
TEFA memberikan mahasiswa kesempatan untuk terlibat langsung dalam proyek nyata, sehingga mereka mendapatkan pengalaman praktis yang relevan dengan tuntutan dunia kerja. Pengalaman ini membantu mereka memahami aplikasi teori dalam situasi nyata.
4. Kemitraan dengan Industri:
Teaching Factory memungkinkan perguruan tinggi untuk menjalin kemitraan yang kuat dengan perusahaan-perusahaan industri. Kolaborasi ini memastikan bahwa kurikulum dan pengalaman belajar siswa sesuai dengan kebutuhan pasar.
Implementasi Teaching Factory (TFEA)

Untuk mengimplementasikan TEFA secara optimal di pendidikan vokasi, beberapa langkah penting harus dilakukan, seperti yang dijelaskan oleh Universitas Airlangga.
1. Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa:
Dalam program TEFA, dosen dan mahasiswa dapat berkolaborasi untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapi masyarakat. Kolaborasi ini meningkatkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah mahasiswa.
2. Integrasi dengan Project Based Learning (PjBL):
TEFA sudah terintegrasi dengan Project Based Learning (PjBL) dan kebijakan Kurikulum Merdeka. Integrasi ini memastikan bahwa pendidikan berpusat pada proyek dan pengalaman praktis, membantu mahasiswa memahami aplikasi praktis dari teori yang mereka pelajari.
3. Pendampingan di Lapangan:
Dosen mendampingi mahasiswa selama praktek di lapangan, memberikan bimbingan langsung saat mereka menghadapi tantangan nyata. Pendampingan ini membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan praktis dan meningkatkan kemandirian mereka dalam menyelesaikan masalah.
Tantangan & Prospek TEFA
Meskipun TEFA menawarkan banyak manfaat, penerapannya juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perlunya sumber daya yang memadai, termasuk fasilitas dan peralatan yang sesuai dengan standar industri.
Selain itu, perlu adanya komitmen dari semua pihak, termasuk pengelola pendidikan, dosen, dan industri, untuk bekerja sama dalam menyukseskan program ini.
Namun, prospek TEFA sangat menjanjikan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja, TEFA dapat menjadi model pembelajaran yang efektif dalam mempersiapkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja global.
Sumber:
- Laman TEFA Universitas Negeri Padang
- Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015
- Universitas Airlangga
Penulis: Bunga Melssa Maurelia